Xukai – Habib Jafar mengungkapkan alasan dakwah kaum milenial karena saat ini dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai ustadz dan viral di media sosial.
Nama Habib Jafar saat ini tengah menarik perhatian.
Pasalnya, belakangan ini Habib Jafar banyak muncul di TV dan media sosial.
Hingga saat ini Habib Jafar dikenal sebagai ustadz sosial sehingga ceramahnya sering viral di media sosial.
Dengan ini, Habib Jafar membeberkan alasannya dakwah milenial.
Habib Jafar mengatakan, Sabtu (15/4/2023): “Alhamdulillah, saya memposisikan diri sebagai pendakwah, semua yang disiarkan atau komedi hanyalah cara agar apa yang saya sampaikan bisa diterima.”
Setelah viral di media sosial dan televisi, Habib J]afar tak mau disebut publik figur.
Habib Jafar ingin masyarakat mengenalnya sebagai seorang pendakwah.
Selebihnya, saya hanya ingin memantapkan diri sebagai seorang da’i, jelas Habib Jafar.
Setelah itu, Habib Jafar mengungkapkan tujuannya berdakwah.
Habib Jafar hanya ingin menjalankan perintah Nabi Muhammad SAW, untuk memperkenalkan Islam di masyarakat.
Habib Jafar menjelaskan, “Saya menggunakan dia sebagai nabi dalam satu ayat bahwa dia mengizinkan apapun untuk umat Islam menjadi lebih baik dan agar orang mengenal Islam.”
Habib Jafar juga menjelaskan media dakwahnya menggunakan gaya khas dan media sosial yang saat ini banyak digandrungi masyarakat.
“Ya saya pakai komedi, saya pakai platform TikTok,” kata Habib Jafar.
Selain itu, Habib Jafar mengaku telah setia menjalankan perintah dakwah.
Habib Jafar tidak pernah memikirkan hasil yang didapatnya dari dakwahnya.
Tujuan dakwah Habib Jafar tidak lain adalah ibadah.
Habib Jafar menjelaskan, “Alhamdulillah, saya tidak punya harta selama empat tahun. Saya tidak memikirkan harta. Saya berharap itu menjadi ibadah saya.”
Meski banyak yang membicarakannya, Habib Jafar tetap merasa malu.
Habib Jafar berkata sambil tertawa: Jangan bicara tentang saya.
Tentang Habib Jafar
Berikut profil Habib Jafar
Nama lengkap Habib Jafar adalah Hussein Jafar Al-Hadar
Pria yang kerap disapa Habib Jafar ini lahir di Bondovusu, Jawa Timur pada 21 Juni 1988.
Tunangan Habib Jafar Maduri.
Namun ternyata dia adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.
pendidikan
Dari segi pendidikan, Habib Jafar menimba ilmu di Pesantren Al-Benjil, Jawa Timur.
Habib Jaafar memegang gelar BA dalam Filsafat Islam dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kemudian Habib Jafar melanjutkan pendidikannya, dimana ia memperoleh gelar master dalam bidang tafsir Al-Qur’an di universitas yang sama.
Dikenal sebagai pendakwah, Habib Hussain Jafar ternyata adalah direktur Akademi Kebudayaan Islam Jakarta dan aktivis gerakan Cinta Islam.
Ia juga berkarir sebagai penulis yang aktif menulis sejak duduk di bangku kuliah.
Sebagai seorang penulis, Habib Jaafar telah menghasilkan berbagai jenis tulisan seperti, Anakku Dibunuh Israel, Sekolah Islam Fadlallah, dan Tuhan di Hatimu.
Keturunan Nabi Muhammad, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian
Hussein Jafar Al-Hadar atau yang lebih dikenal dengan Habib Jaafar adalah generasi ke tiga puluh delapan keturunan Nabi Muhammad SAW, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.
Hal ini diperkuat dengan legitimasi jabatan al-Daimi, bagian dari Robithah Alawiyah yang secara khusus mencatat dan mengelola madzhab keturunan Nabi, khususnya di Indonesia.
Bagi Habib Jafar, ada pandangan menarik terkait nasibnya sebagai pembawa “darah” Nabi.
Habib Jaafar menjawab pertanyaan tentang nama Habib yang melekat padanya.
Karena penampilannya yang santai sering membuat orang curiga padanya sebagai kekasih palsu.
Kemudian, tentang dirinya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, Habib Jaafar menekankan hal ini dengan cara yang elegan.
Ia menjelaskan, “Nanti saya bawakan buku saya robitoh, jadi robitoh adalah lembaga yang peduli dengan silsilah keturunan Nabi, dan saya dilegitimasi oleh keturunan Nabi.”
“Kita sampai ke Nabi ada 37, ada 38, nanti saya foto dan share kalau merasa galau,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, “Tapi tidak ada gunanya untuk tidak membantu orang seperti itu, kami membagikan foto keluarga kami, oh sombong.”
Mengingat masih banyak orang yang meragukannya, Habib Jafar menanggapinya dengan bijak.
“Itulah mengapa saya mengacu pada guru kami Ali, mengatakan bahwa Anda tidak perlu peduli dengan mereka yang membenci Anda, karena Anda tidak dapat membuat mereka mencintai Anda,” katanya.
“Jika dia pada dasarnya membencinya, yah, kamu tidak perlu membencinya lagi, kamu seharusnya tidak merasa harus mengalami ini dan itu, jadi bertindaklah seperti ini dan itu hanya untuk mendapatkan cintanya atau akhir Jaffar.